Self Control dengan Roleplay untuk Mencegah Perilaku Seksual pada Remaja

 




Penulis                : Aisyah Stri Nariswari
Tata Letak           : Aisyah Stri Nariswari
Desain Sampul    : Aisyah Stri Nariswari
Reviewer             : Dr. Anjarie Dharmastuti, S.Psi, M.Sc
Penerbit               : Intuisibook Publisher
EISBN                : dalam proses 


Self Control dengan Roleplay untuk Mencegah Perilaku Seksual pada Remaja disusun sebagai pegangan dan bacaan untuk melaksanakan pelatihan Self Control dengan Roleplay untuk Mencegah Perilaku Seksual. Modul ini berisi tentang materi mengenai kontrol diri pada anak untuk menghindarkan mereka dari perilaku seksual.
 
Remaja merupakan masa transisi dari usia anak-anak menuju usia dewasa. Remaja mengalami krisis identitas, dimana mereka tidak mau dikatakan dan diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi juga belum bisa digolongkan dan bertindak sebagai orang dewasa. Menurut Erikson, usia masa remaja dimulai dari 12 hingga 21 tahun yang masih berada pada tahap identitas (identity) vs kebingungan identitas (identity confusion), sehingga masa remaja adalah masa pencarian jati diri (Rusuli, 2022).

Pada masa remaja awal atau usia SMP banyak keingintahuan terkait masalah seksual, namun sebagian besar orang tua menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang tabu dan tidak layak untuk dibicarakan secara terbuka. Perilaku seksual merupakan tindakan individu untuk eksplorasi seksual baik sesama jenis maupun lawan jenis yang didasarkan pada keinginan (Safitri, 2022). Menurut Santrock dalam Sya’diyah (2019), bentuk-bentuk dari perilaku seksual yaitu berciuman bibir, petting, oral seks, memegang payudara, necking, dan berhubungan badan. Remaja yang memiliki gaya berpacaran melewati batas dikarenakan adanya dorongan dari perkembangan organ seksual (Sya’diyah, 2019). Remaja akan mencari informasi melalui media sosial atau bahkan mencoba seks sebelum waktunya, dimana dari keingintahuannya, remaja dapat menjadi objek atau korban perilaku seksual.

Proporsi terbesar berpacaran pada remaja yaitu usia 15- 17 tahun, dimana terdapat 34,5% remaja laki laki dan 33,3% remaja perempuan sudah mulai berpacaran sebelum usia 15 tahun. Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) yaitu remaja pertama kali berpacaran pada usia 12 tahun. Pada usia 15 tahun remaja beresiko mengalami perilaku berpacaran yang tidak sehat seperti melakukan perilaku seksual, dikarenakan mereka belum memiliki life skills yang memadai (Andriani, 2022). Perhatian dan kepedulian dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar perilaku seksual tidak terus bertambah. Selain itu, remaja juga harus memiliki self control agar tidak menjadi korban dari kasus perilaku seksual. Maka dari itu diperlukan pelatihan dan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan, informasi, dan keterampilan terkait dengan pentingnya memiliki self control agar terhindar dari kasus perilaku seksual yang semakin marak terjadi. 

Kirim Inbox ke Admin

Kirim